Click Here

Mengetahui Hewan Laut Argonaut, Gurita tapi Bercangkang: Siklus Hidup, Reproduksi, dan Cangkang yang Menakjubkan

Mengetahui Hewan Laut Argonaut, Gurita tapi Bercangkang: Siklus Hidup, Reproduksi, dan Cangkang yang Menakjubkan
Argonaut (Alam Semenit)

PROFIL BOLA - Mollusca Cephalopoda adalah kelompok binatang yang mencakup gurita, sotong, cumi-cumi, dan nautilus. Ini adalah kelompok kecil namun sangat beragam.

Anggota kelompok ini seringkali dianggap alien karena kemampuan dan fitur tubuhnya yang terkadang tidak masuk di akal.

Beberapa diantaranya adalah raksasa lautan, beberapa dapat merubah warna dan bentuk tubuh, beberapa menyemprotkan tinta bercahaya, ada yang tubuhnya transparan. 

Beberapa memiliki selaput gombrong di antara tentakelnya, beberapa memiliki mata raksasa, beberapa bahkan mampu terbang. Ya bukan terbang terbang, sih lebih tepatnya meluncur keluar air seperti ikan ikan torani.

Singkatnya sangat sulit untuk menjadi spesial Jika kamu keturunan Chepalopoda, karena hampir semuanya adalah organisme yang spesial, hampir semuanya memiliki sesuatu yang sangat spektakuler tapi sesungguhnya keanehan-keanehan ini sudah lama mereka miliki.

Hanya saja kita baru mengetahuinya. Kitalah yang terlalu kuno. Keanehan mereka baru bisa kita ketahui dan kita amati secara mendetail berkat perkembangan teknologi.

Seperti satu kelompok gurita yang disebut argonat ini yang dinilai para peneliti memiliki jalur evolusi yang luar biasa yang setara dengan evolusi terbang pada vertebrata atau seperti kelompok cetacea yang berevolusi dari leluhur mereka yang awalnya hidup di darat yang kemudian beradaptasi di laut.

Beberapa dari kamu mungkin tidak tahu tentang Argonaut, ini karena mereka jarang terlihat lebih memilih berenang bebas di lautan terbuka dan kamu yang nggak tahu mungkin kaget ketika mengetahui ternyata ada gurita yang memiliki cangkang.

Dari cangkang rapuh inilah Argonaut mendapatkan namanya dan ini adalah salah satu cephalopoda yang paling misterius. Ketika melihat mereka pertama kali hampir bisa dipastikan pertanyaan yang akan terucap adalah 'gurita tapi kok bercangkang?'.

Mengapa Argonaut memiliki cangkang adalah misteri yang membingungkan selama ribuan tahun, dalam buku History of Animals yang ditulis pada abad ke-4 sebelum masehi.

Aristoteles berfantasi bahwa Argonaut mencuri cangkang kerang untuk digunakan sebagai perahu kemudian mereka mengangkat kedua lengannya yang berselaput untuk menangkap angin seperti semacam layar dan menggunakan sisa lengannya untuk mendayung.

Selama ribuan tahun fantasi Aristoteles ini memunculkan mitos bahwa Argonaut adalah pelaut bukan penyelam dan banyak yang percaya, tapi kemudian kemajuan sains meruntuhkan mitos tersebut.

Mengetahui Apa Itu Argonaut

Secara umum Argonaut adalah keluarga gurita pelagis yang menghuni lautan tropis dan beriklim sedang di seluruh dunia, mereka dikenali dari cangkang putih cantiknya. 

Cangkang ini sering terdampar di pantai-pantai di seluruh dunia, gambar cangkang Argonaut memiliki sejarah yang panjang, menghiasi artefak yang berasal dari peradaban minoa dan ditampilkan dalam beberapa penelitian konkologi yang paling awal.

Tapi uniknya identitas dari penghuni cangkang tersebut baru diketahui di zaman modern, pada awal tahun 1800-an gurita yang biasanya ditemukan bersemayam dalam cangkang Argonaut diyakini bukanlah pemilik yang sah, melainkan gurita parasit yang telah melahap penghuni aslinya dan menggunakan cangkangnya sebagai perlindungan seperti kelomang.

Argonaut jantan yang berukuran kecil dan tanpa cangkang juga tetap menjadi misteri hingga pertengahan tahun 1800-an, lengan reproduksi mereka yang dapat dilepaskan atau hectocotylus juga awalnya diduga sebagai parasit yang menempel pada tubuh Argonaut betina.

Karena belum munculnya pengetahuan tentang gurita yang menciptakan cangkang, maka muncul sistem pengklasifikasian untuk semua organisme yang tinggal sepenuhnya pada struktur bercangkang, sebelum pengenalan sistem klasifikasi binomial oleh linnaeus ada 53 nama spesies dan 11 nama subspesies Argonaut yang telah diusulka, sebagian besar dibuat karena adanya sedikit variasi pada cangkang yang ditemukan.

Namun pada abad ke-19, Jeanne Villepreux-Power menunjukkan bahwa tidak semua Argonaut memiliki cangkang. Hanya Argonaut betina yang dapat menciptakan cangkangnya sendiri dan hectocotylus atau lengan reproduksi jantan yang menempel pada betina juga telah diidentifikasi oleh Jeanne Villepreux-Power pada tahun 1839.

Jeanne Villepreux-Power juga merupakan orang pertama yang mengamati bahwa argonet betina membuat cangkang dari kedua lengan mereka yang berselaput bukan mencurinya dari organisme lain, kemudian setelah beberapa kali pengamatan linnaeus melakukan delineasi taksonomi berdasarkan fitur cangkang membedakan Argonaut dengan kelompok mollusca lain seperti gastropoda.

Linnaeus menduga pengelompokan sebelumnya tidak berlaku untuk argumen, karena cangkang argunot betina bukanlah cangkang mollusca sejati, cangkang ini tidak diproduksi oleh organ epitel yang bertanggung jawab untuk sekresi cangkang seperti pada mollusca lain.

Di beberapa negara Argonaut juga dikenal sebagai paper nautilus atau nautilus kertas, tetapi ini membingungkan karena mereka bukan anggota keluarga nautilus.

Argonaut berada dalam kelompok ordo chepalopoda yang berbeda dan mereka adalah organisme pelagis, hidup di lautan terbuka tidak seperti nautilus yang hidup di laut dalam.

Cangkang Argonaut juga lebih fleksibel dan lebih simple daripada cangkang nautilus yang keras yang memiliki ruang-ruang di dalamnya, dari kepalanya juga berbeda Argonaut memiliki 8 lengan seperti gurita sementara nautilus memiliki sekitar 90 tentakel yang disebut sirih.

Tanpa cangkang Argonaut sangat mirip dengan gurita karena secara teknis mereka adalah gurita, sementara nautilus yang tanpa cangkang mungkin akan diam mendadak murung dan tidak bersemangat alias mati.

Nama Argonaut diberikan berdasarkan selaput yang menyerupai sayap yang ditemukan pada Argonaut betina, sayap inilah yang dikira Aristoteles dapat menangkap angin dengan cara yang mirip dengan layar kapal seperti kapal argo yang membantu Jason berlayar berburu-bulu domba emas dalam kisah mitologi Yunani.

Fantasi ini menimbulkan mitos bahwa Argonaut bergerak mengarungi lautan dengan cara yang mirip seperti Portuguese Man o'War.

Tentu saja fantasi Aristoteles salah Argonaut tidak berlayar di atas permukaan air, mereka bergerak dengan cara yang sama seperti kebanyakan chepalopoda yaitu dengan menggunakan Propulsi jet.

Melalui pemeriksaan terhadap beberapa spesimen seperti koleksi museum utama di Australia dan beberapa spesimen dari negara lain, ada 4 spesies Argonaut yang diakui di seluruh dunia yaitu Argonauta nodosus, Argonauta hians, dan Argonauta Argo, spesies keempat yaitu Argonuta Nouryi hanya ditemukan di bagian timur Samudra Pasifik.

Argonaut umumnya dianggap langka bukan karena jumlah mereka sangat sedikit dan terancam punah tapi mereka memang tidak mudah ditemukan di dalam area yang umum. Argonaut hidup di laut terbuka dengan kedalaman antara pertengahan hingga ke permukaan laut, mereka jarang sekali ditemukan di area Teluk.

Para peneliti menduga teluk dan perairan diantara daratan atau semacamnya cenderung dihuni oleh banyak predator, bicara tentang Predator, Argonaut sering dimangsa oleh beberapa organisme yang lebih besar termasuk tuna, hiu, cumi-cumi, mamalia laut, pinguin dan burung laut lainnya.

Dan seperti kebanyakan chepalopoda. Argonaut juga dilengkapi dengan tinta untuk membantu mereka melarikan diri.

Di sisi lain Argonaut akan memakan siput laut, ubur-ubur, ikan-ikan kecil dan beberapa krustasea kecil. Argonaut menggunakan paruh mereka yang tajam untuk merobek tubuh mangsanya, pada banyak pengamatan Argonaut tidak secara aktif berburu mangsanya.

Mereka mengandalkan arus air yang membawa mangsanya mendekat lalu meraihnya dengan lengan mereka yang berselaput.

Argonaut Bisa Dimakan?

Argonaut
Argonaut (alam semenit)

Di Thailand Argonaut merupakan salah satu makanan yang cukup populer, mereka biasa dimasak dan dijadikan sebagai lauk atau bisa juga dimakan mentah.

Argonaut eringkali dianggap sebagai organisme Kosmopolitan, karena mereka dapat ditemukan di perairan di seluruh dunia termasuk di sekitar Antartika, tapi mereka umumnya menghuni perairan tropis dan subtropis, dan beberapa spesies tertentu lebih memilih hidup di perairan tertentu.

Karena ukurannya agak kecil dan sering terombang-ambing arus laut, Argonaut bukanlah perenang yang baik dan mereka seringkali kesulitan mendapatkan makanan.

Oleh karena itu untuk menghemat energi mereka memiliki kecenderungan untuk menempel pada segala objek yang mengapung di lautan, mereka juga sering ditemukan menempel pada rumput laut yang pada akhirnya membuat mereka ikut terhanyut ke pantai dan mati.

Mereka bahkan seringkali diamati membentuk kelompok besar yang tersusun oleh lebih dari 20 individu yang saling berpegangan, perilaku ini sangatlah umum di antara Arognaut betina.

Argonaut jantan berukuran sangat kecil bahkan hampir tidak terlihat, membuat mereka sulit diamati di habitat aslinya.

Tidak semua Argonaut memiliki cangkang, cangkang ini adalah ciri khas yang dimiliki oleh Argonaut betina dan ini adalah salah satu bentuk dimorfisme seksual dari Argonaut.

Cangkang Argonaut 

Cangkang Argonaut
Cangkang Argonaut (alam semenit)

Ukuran tubuh betina jauh lebih besar dari jantan, Argonaut jantan hampir tidak pernah ditemukan memiliki ukuran tubuh lebih dari 1 cm sementara Argonaut betina mungkin berukuran 5 kali lebih besar dari pejantan atau bahkan lebih.

Argonaut jantan tidak memiliki cangkang, hanya argumen betina yang mampu membentuk cangkang, tapi sesungguhnya ini bukanlah cangkang yang memiliki fungsi seperti cangkang kerang.

Argonaut betina tidak membentuk cangkang untuk perlindungan diri, cangkang ini sebenarnya adalah ruang penyimpanan telur.

Argonaut betina mensekresikan kalsit dari kedua ujung lengan mereka yang memiliki selaput yang menurut Aristoteles adalah perangkat layar. Dan inilah yang membedakan Argonaut dengan gurita.

Cangkang Argonaut memiliki komposisi yang berbeda dengan cangkang kerang, fungsinya juga beda, cangkang Argonaut bukan untuk perlindungan cangkang mereka lebih seperti kotak penyimpanan telur.

Argonaut Betina dapat langsung memulai membangun cangkangnya setelah remaja dan mereka akan terus memperbarui atau merenovasi cangkang mereka.

Selain berfungsi sebagai ruang telur bagi induk betina, cangkang ini adalah struktur hidrostatik yang memungkinkan argumen betina mencapai daya apung Netral.

Sekitar 12 hari setelah menetas ketika panjangnya sekitar 5-7 mm mereka sudah bisa membentuk cangkang, pada panjang sekitar 10 mm mereka memiliki cangkang yang terbentuk sempurna dan mereka akan terus menambah ukuran cangkang tersebut seiring pertumbuhannya.

Jika kita perhatikan cangkang salah satu spesies, kita akan melihat variasi-variasi bentuknya. ini karena mereka harus terus mengembangkannya dengan cepat.

Argonaut adalah satu-satunya binatang di dunia yang diketahui mampu menghasilkan cangkang langsung dari lengan mereka. Argonaut betina menggunakan ujung kedua lengannya yang berselaput untuk mengeluarkan formula mineral, cangkang ini tidak jadi dalam semalam mereka menyusunnya secara perlahan membentuk semacam lapisan kertas tipis yang lambat laun akan berbentuk seperti cangkang.

Konstruksi ini dapat terus dibuat dan dimodifikasi hingga hampir sepanjang 30 cm dan akan menjadi rumah bagi lebih dari 40.000 embrio mereka.

Argonaut betina tetap dapat bergerak bebas di dalam cangkang ini, mereka juga diamati akan pergi ke permukaan air untuk menangkap gelembung udara di dalam cangkangnya menambah daya apung yang akan membantu mereka mengapung mengarungi lautan di seluruh dunia. 

Jika diperhatikan menggunakan mikroskop elektron cangkang Argonaut terdiri dari dua lapis serabut yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan cangkang, syarat-syarat ini memiliki inti kalset magnesium yang tinggi yang dilapisi oleh membran organik tipis dan secara alami mengkonfigurasi jaringan poligonal pada permukaan secara melintang.

Selama pertumbuhan serat dengan luas penampang yang kecil akan menyusut sedangkan serat dengan penampang yang besar akan melebar, serat ini diduga berkembang sebagai emulsi antara prekursor cairan dari fase mineral dan organik, ketika poligon mencapai luas penampang yang besar mereka dibagi oleh membran baru.

Dengan demikian pembuatan cangkang Argonaut berlangsung dengan kontrol fisik dan aktivitas seluler langsung, data pengurutan genetik mengungkapkan bahwa alih-alih menggunakan kembali DNA yang diwarisi oleh leluhurnya yang bercengkang, Argonaut secara mandiri telah mengembangkan Gen untuk membuat pelindung embrio yang rumit ini.

Siklus Hidup Argonaut

Selama masih dihuni, cangkang Argonaut mungkin fleksibel, cangkang ini memang rapuh tapi dapat segera diperbaiki jika mengalami kerusakan atau bahkan dibuat ulang jika diperlukan.

Argonaut betina dapat menampung banyak telur di dalam cangkangnya dan menjaga keamanannya hingga telur menetas. Pejantan memiliki lengan reproduksi khusus yang disebut ektokutilus lengan ini bertindak seperti penis yang menyimpan sperma, biasanya hektocutilus adalah lengan kiri ketiga mereka mereka juga diketahui menyimpan lengan ini di kantong di bawah mata kiri mereka.

Ketika pejantan menginjak dewasa ia mengeluarkan lengannya dari kantung tersebut dan akan melepaskannya ketika menemukan seekor betina dan membiarkan lengannya di bawah-bawah oleh betina.

Di sana lengan reproduksi ini akan merangkak kedalaman tel betina dan akan terus membuahi betina hingga persediaan spermanya habis dengan kata lain lengan atau penis yang terlepas ini memiliki kehidupan sendiri.

Strategi reproduksi yang sangat aneh inilah yang membuat para naturalis zaman dahulu menganggap hectocotylus sebagai cacing parasit yang menyerang betina, setelah terbuahi betina dapat menghasilkan hingga 1 juta telur seumur hidup mereka.

Beberapa betina bahkan telah ditemukan dengan lebih dari 100.000 telur di dalam cangkangnya, ini berarti ada banyak Argonaut di luar sana berenang menunggangi arus dan objek lain Namun karena Luasnya lautan kita belum bisa mengetahui bagaimana jantan dan betina berhasil menemukan satu sama lain di hamparan luas tersebut. 

Setelah Argonaut muda menetas, kita juga belum tahu apa yang terjadi pada mereka, ini adalah satu dari banyak misteri yang dimiliki Argonaut.

Setelah menetas mereka adalah salah satu paralarva terkecil, mereka menyebar ke kolom air dan kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Kemana mereka pergi dan bagaimana mereka bertahan hidup, sementara Argonaut betina akan mati tak lama setelah masa reproduksi.

Ini adalah hal yang umum yang terjadi pada banyak spesies Chepolopoda, mengamati mereka di alam liar adalah suatu keberuntungan, mengamati mereka di penangkaran adalah untung-untungan, karena Argonaut betina akan segera menunjukkan tanda-tanda stres begitu ditempatkan di wadah penangkaran.

Argonaut hidup yang ditempatkan di akuarium segera mengalami hiperventilasi diiringi dengan permukaan kulit yang cepat rusak mereka pada dasarnya langsung sekarat, hanya masalah waktu aja hingga akhirnya mereka mati.

Argonaut sudah sangat terbiasa berada di lautan terbuka tanpa batasan di sekelilingny,a mereka tidak dapat beradaptasi dengan baik di dalam penangkaran.

Inilah Mengapa perilaku Argonaut di alam liar masih sulit diamati hingga sekarang.

Jika dipikir kembali luar biasa banyak misteri lautan yang masih harus kita pecahkan atau spekulasikan, masih banyak pertanyaan tentang Argonaut yang bikin penat.

Bagaimana cara jantan menemukan betina? Mengapa hanya betina yang membuat dan menggunakan cangkang? Bagaimana dan kapan Argonaut mulai mengembangkan cangkang mereka? dan bagaimana mereka mempertahankan daya apung yang mereka inginkan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sedang disegerakan untuk bisa terjawab mengingat meningkatnya sidifikasi atau pengasaman air laut yang berpotensi merusak kelestarian mereka, mudah-mudahan di masa depan ada lebih dari jawaban yang diinginkan yang akan kita dapatkan.

Kesimpulan

Jika kamu beruntung menemukan cangkang Argonaut yang tidak rusak di pantai, kamu sedang melihat bentuk arsitektur ajaib dari gurita, perangkat pelindung telur yang juga berfungsi sebagai kapal selam yang memungkinkan Argonaut mengarungi laut lepas, mungkin setara dengan upaya manusia menjelajah keluar angkasa menggapai bintang-bintang.

Mustahil rasanya kita bisa meniru gaya hidup Argonaut yang dengan segala kerendahan hati menikmati kenyamanan hidup dengan cara yang unik tanpa harus diketahui, menjunjung tinggi privasi, membatasi diri dan menjaga interaksi, sungguh gaya hidup yang Asri. Ya nggak sih? Sekian.***

Post a Comment

Silahkan berkomentar sesuai pembahasan artikel ya...
Most Read Articles Today